Meski Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dibentuk paling awal oleh Golkar, PAN, dan PPP, kesiapannya dinilai kalah dibanding PDIP. Pentolan KIB pun heran.

Hal itu tercermin dari hasil survei Litbang Kompas teranyar. Di sebutkan, dari empat poros Pilpres 2024 yang disimulasikan, hasilnya poros PDI Perjuangan dinilai responden sebagai poros yang paling siap. Sedangkan KIB menjadi poros koalisi yang kesiapannya terendah mengha dapi Pemilu 2024.

Menanggapi hal ini Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengaku heran, dengan hasil survei ini. Dia menanyakan indikator kesiapan apa yang digunakan dalam hasil survei tersebut? “KIB itu koalisi yang pertama terbentuk. Kok dibilang tidak siap? Ya lahir batin sudah siap,” kata Viva kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ditegaskan Viva, KIB justru menjadi satu-satunya poros koalisi yang paling stabil. Malah, KIB berpotensi menambah anggota parpol. “Jika KIB ada perubahan koalisi, masih bisa saja terjadi. Tetapi dalam arti penambahan anggota baru di KIB,” terangnya.

Keseriusan KIB ditunjukkan sejak pertama dideklarasikan. KIB sudah maraton menyelenggarakan pertemuan di tingkat kabupaten dan kota. Bahkan, ada pemikiran koalisi ini dilanjutkan sampai penyelenggaraan Pilkada pada November 2024. “KIB itu sampai ke bawah. Amat serius membangun koalisi di 2024. Jadi apa indikator belum siapnya?” tanya pentolan Korps alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) ini.

Dipaparkan, poros KIB bukan bersumber dari kepentingan elite. akan tetapi berdasarkan pada aspirasi pengurus dan kader partai akar rumput di daerah.

Seperti halnya PAN. Melalui proses dari tingkat kabupaten, kota, provinsi sampai ke pusat, melakukan koordinasi terus menerus untuk menampung aspirasi. “Aspirasi pemilih itu sudah terepresentasi pada aspirasi pengurus dan kader partai di tingkat paling bawah. Kalau yang ditanya kader KIB, pasti jawabannya siap banget. Jadi kami ini solid betul,” tandasnya.

Soal belum ada pasangan capres-cawapres dari KIB, semua poros juga tak jauh berbeda kondisinya. Makanya, wajar bila soliditas koalisi itu dimaknai secara multitafsir.

“Yang jelas, bagi KIB, koalisi yang terbangun kuat dan kokoh. Dilandasi platform koalisi yang merupakan akumulasi visi bersama masing-masing partai di KIB. Sehingga soal calon, gampang nanti penentuannya,” paparnya.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin menanggapi santai hasil survei ini. Nurul malah menyitir hasil Survei Litbang Kompas yang menyebut bahwa 62,4 persen responden yakin koalisi partai politik yang terbentuk saat ini sangat berpeluang berubah.

“Angka itu saja pegangannya. Semua koalisi masih cair. Kami malah masih membuka ruang untuk bergabungnya partai lain. Kami tidak terganggu dengan hasil survei. Semua kita jadikan bahan evaluasi,” tuturnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Diketahui, Survei Litbang Kompas teranyar menyebutkan, poros PDI Perjuangan dinilai sebagai poros koalisi yang paling siap menghadapi pemilu 2024, dibandingkan tiga koalisi partai lainnya.

Pengumpulan pendapat Litbang Kompas ini dilakukan 6-8 September 2022 dengan jumlah responden sebanyak 504 responden dari 34 provinsi. Responden diwawancara melalui sambungan telepon.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, 24,8 persen responden menyebutkan PDI Perjuangan adalah partai yang paling siap. Diikuti responden yang memilih poros Gerindra dan PKB sebesar 15,5 persen, poros Gondangia yakni Demokrat, Nasdem, dan PKS 12,4 persen, dan poros KIB yakni Golkar, PAN, PPP sebesar 7,6 persen.

“Dari empat poros ini, PDI Perjuangan dipandang sebagai poros yang paling siap menghadapi Pemilu 2024. KIB yang paling terendah kesiapannya,” kata Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu dalam rilis surveinya.

Dikatakan, menakar soliditas koalisi partai politik saat ini dinilai masih sangat cair. Hal ini tidak lepas dari kepastian siapa sosok pasangan capres-cawapres yang diusungnya.

Dalam survei yang sama, didapati pula sebanyak 62,4 persen responden Litbang Kompas percaya koalisi tersebut akan berubah karena pemilu masih lama. Sementara 25,1 persen responden menyatakan tetap solid.