Jakarta – Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi berencana membangun sentra sapi perah di wilayah transmigrasi. Ia mengatakan pembangunan sentra sapi perah ini dilakukan untuk mengatasi ketergantungan pada impor susu sekaligus meningkatkan taraf hiduo para transmigrant.
“Kebutuhan untuk konsumsi susu masih impor, karena masih impor maka perlu pengembangbiakan sapi perah. Ini Agar menjadi produsen susu,” kata Viva Yoga kepada Liputan6.com di Jakarta.
Ia mengatakan akan membangun sentra sapi perah di beberapa kawasan transmigrasi di Kalimantan, Jawa, Bali, NTT, Sulawesi dan Papua.
“Jadi tidak tersentralisasi, tujuannya untuk memangkas biaya distribusi,” kata Viva.
Nantinya kawasan ini akan dipilih di wilayah dataran tinggi agar sapi-sapi perah tersebut bisa menghasilkan susu yang baik.
“Di sana ada makanan cukup sehingga mengasilkan susu yang bagus,” kata dia.
Kemudian untuk sentra yang bisa menghasilkan 10 ribu liter sekali perah diwajibkan adanya industry pengolahan susu.
“Ini nanti akan dibangun oleh pemerintah,” ujarnya.
Hal ini untuk menghindari monopoli perusahaan swasta yang tidak memiliki standar tarif sesuai kemampuan masyarakat.
“Misalnya di Boyolali dan Pasuruan, itu dilakukan swasta, tarif juga standar swasta. Pemerintah tidak masuk untuk menentukan berapa tarif standarnya. Sehingga peternak dibuat semena-mena dengan alasannya kualitas, industri menolak susu yang diperah rakyat sehingga susu dibuang-buang,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan